Nama : Khusnul Qhotimah Y
2011120002
Humanistic
Studies
Filsafat
dan Agama ( Materi )
Pertanyaan
: Bagaimana dan mengapa anda yakin dengan keberadaan Tuhan?
Menganut
suatu agama bukanlah pilihan yang mudah bagi setiap individu. Tentunya, mereka
memeliki karakteristik dan keyakinan tersendiri terhadap agama yang akan mereka
ikuti. Agama memilki pengertian kepatuhan atau doktrin yang berasal dari bahasa
latin. Kepatuhan yang dimaksud adalah setiap individu pemuluk agama wajib untuk
mengikuti ajaran agama yang telah mereka anut. Dalam meyakini suatu agama
setiap orang mempunyai keyakinan yang berbeda akan Tuhannya.
Tujuaan
untuk meyakini adanya Tuhan adalah untuk mengerjakan semua perintah dari Yang
Maha Kuasa untuk mendapatkan rahmatnya. Dalam konteks ini, saya sebagai seorang
muslim memiliki beragam cara untuk meyakini adanya kehadiran Allah SWT di alam
semesta ini. Pada awalnya, saya merasa ragu dan bingung untuk meyakini adanya Allah SWT, sebab saya tidak
bisa melihat wujudnya dan mengetahui seperti apa rupa dan bentuknya. Parahnya,
saya pernah berpikir bahwa Tuhan itu awan, karena ada di atas dan bentuknya
yang besar dan berwarna sangat putih. Dengan beranjaknya usia dan pengetahuaan
yang saya dapati dari berbagai tempat, akhirnya saya mengerti dan yakin dengan
adanya Tuhan. Mungkin Tuhan tidak dapat dilihat, tetapi Ia memiliki sifat wujud
yaitu maha ada. Lagikanya seperti ini, saya adalah seorang anak dari kedua
orang tua saya, mereka berusaha untuk menghadirkan saya di dunia ini.
Jika
orang tua saya hanya bisa berusaha siapakah yang menciptakan saya? Dan siapakan
yang menciptakan semua yang ada di bumi? Melalui pertanyaan seperti inilah saya
mengetahui bahwa ada sang maha sempurna yang menciptakan semua keindahan ini.
Mungkin jika saya boleh menjawab dengan jawaban yang modern, bisa saja saya
mengatakan bahwa semua yang terjadi di bumi adalah proses alam. Lalu, siapakan
yang mengatur proses alam tersebut? Sepandai-pandainya manusi menjawab tetap
saja semuanya akan kembali ke Tuhan. Dari sinilah saya yakin bahwa adanya Allah
SWT yang telah menciptakan, dan menjaga keseimbangan yang ada di dunia ini. Setelah
yakin akan adanya Tuhan YME, saya menjalankan perintahNYA.
Mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan
tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Sewaktu kecil saya merasa heran
melihat orang melakukan sholat dengan gerakan seperti itu dan melakukannya
berulang-ulang. Akhirnya, saya menanyakan pertanyaan saya kepada orang tua
saya. Mereka menjawab itu semua untuk menyembah Allah SWT dan untuk bersyukur
atas nikmatnya. Lalu saya bertanya kembali apakah untuk bersyukur harus
melakukan gerakan seperti itu? Orang tua saya menjawab dengan sederhana, dalam
setiap gerak memiliki arti yang baik, nati kamu akan tahu pada saatnya.
Untungnya, saya sudah mengaji pada saat itu.
Saya
menanyakan kembali pertanyaan saya kepada ustad. Lalu ia menjelaskan setiap
gerakan sholat memiliki banyak manfaat seperti gerakan sujud memiliki manfaat
untuk meningkatkan kerja otak. Pada saat sujud sisi kepala lebih rendah dari
jantung sehingga pasokan darah dapat meningkatkan aliran darah ke otak dan
menambah pasokan oksigen ke otak sehingga membantu meningkatkan daya kerja
otak. Mengetahui akan hal itu membuat saya bergedik, dan menjalani perintah
Allah SWT. Jujur saja dalam menjalani perintahNYA saya dilatar belakangi dengan
rasa takut akan hukumnnya, tetapi apakah salah jika saya mengerjakan itu karena
rasa takut akan azab Tuhan?
Mengerjakan
perintahNYA hanya karena rasa takut adalah fase pertama yang saya alami saaat
pertama kali menjalankan ajaran agama. Sekarang selain rasa takut itu sendiri
saya menjalankannya juga karena ikhlas ingin bersyukur atas nikmatnya. Dia
menjaga saya pagi hingga malam, mengapa
untuk berterimaksih dengan cara sholat saja saya tidak bisa? Cara yang
kedua adalah dengan mensyukuri nikmat sehat yang Ia berikan kepada saya.
Saya
tahu kesehatan yang dimiliki seseorang berbeda begitu juga dengan daya tahan
tubuh seseorang. Dengan menjaga kondisi tubuh saya dan merawatnya saya
mensyukuri dengan apa yang telah Tuhan berikan kepada saya. Logikanya seperti
ini, tidak mungkin tubuh dan organ yang ada didalamnya dapat bekerja sendirinya
tanpa ada yang menggerakan. Dari sinilah saya yakin bahwa Allah itu ada
disetiap nafas dan langkah yang saya jalani. Sebetulnya masih ada beberapa cara
lagi untuk meyakini keberadaan Tuhan yang panjang untuk dijelaskan, untuk
merangkumnya secara garis besar maka hanya sebgian kecil alasan yang saya
masukan.
Menjawab
pertanyaan kedua, mengapa saya yakin dengan keberadaan Tuhan? Keyakinan itu
timbul dari hati nurani setiap individu, tetapi apakah mungkin keyakinan dapat
bermula dari pikiran akal? Bisa jadi ya, karena pada saat kita berpikir banyak
sekali hal-hal yang patut kita pertanyakan dari yang sederhana hingga kompleks.
Contohnya, jika kita dapat menjawab pertanyaan kita dengan logika yang ada maka
yakinlah kita dengan sesuatu yang kita pertanyakan. Berbeda halnya dengan saat
kita mempercayai sesuatu dari hati. Seperti halnya, saya meyakini adanya Allah
dengan hati. Cukup beberapa pertanyaan saja yang saya lontarkan dalam pikiran
saya tentang keberadaan Allah. Setelah itu saya dapat meyakininya dengan hati.
Tidak semua pertanyaan dapat terpecahkan dengan jalan pikiran kita. Ada batasan
dimana pikiran dan otak tidak dapat melogikakan atas pertanyaan yang telah
dipertanyakan.
Banyak
sekali contoh fenomena alam yang tidak dapat kita lihat, tetapi dapat kita
rasakan. Salah satu contohnya adalah ketika manusia buang gas, kita dapat
meraskan bahwa kita mengeluarkan gas tetapi kita tidak bisa melihat wujud gas
tersebut. Contoh lain adalah saat kita bernafas, udara adalah hasil proses alam
lebih tepatnya manusia menghirup oksigen yang dihasilkan dari proses
fotosintesis. Lalu, dapatkah kita melihat udara?tidak kita hanya dapat
merasakannya. Begitulah saya meyakini adakanya Allah SWT. Ia tidak berwujud
tetapi saya merasaka keberadaanya. Ia tidak berupa tetapi saya tahu Ia maha
sempurna. Untuk meyakini keberadaan Allah setiap individu memiliki pandangan
yang berbeda. Maka dari itu segala sesuatunya kembali lagi pada masing-masing
individu.